Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea mengatakan kegiatan bertema "Mayday Peduli Lingkungan" ini merupakan bukti cinta kami sebagai buruh kepada lingkungan hidup. Baginya cukup prihatin melihat kerusakan lingkungan akibat abrasi pantai yang telah mengikis daratan. "Kami sangat prihatin, sehingga sebagai buruh kami melihat betapa pentingnya dalam hari Buruh ini untuk turun aksi menyelamatkan lingkungan," kata Andi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/5).
Andi menilai peringatan hari Buruh yang dilakukan KSPSI sebagai rasa kebersamaan buruh kepada masyarakat. Menurutnya, aksi unjuk rasa tetap dilakukan namun harus ada nilai pengabdian kepada masyarakat. "Kami mengabdi kepada masyarakat. Selain pada tanggal 1 Mei kemarin kami lakukan bakti sosial dan posko kesehatan dikantung kawasan industri dan pemukiman penduduk," tegasnya.
Sementara itu, Kapolresta Bekasi, Isnaeni Udjianto menyambut hangat kedatangan buruh KSPSI, baginya ini adalah kegiatan yang bagus agar terjalin komunikasi antara kepolisian sebagai pengayom masyarakat dan buruh. "Kami melihat hal positif bukan hanya buruh melakukan aksi tapi juga peduli lingkungan," tutur Isnaeni.
Baginya pihak kepolisian mengapresiasi langkah organisasi buruh yang merayakan hari buruh secara kondusif di Kabupaten Bekasi sebagai salah satu kawasan industri. "Kami melihat positif dari kegiatan mayday. Prinsipnya di Bekasi keadaan saat Mayday aman kondusif dan saya apresiasi kepada kawan buruh," terangnya.
Sedangkan Kepala Desa Pantai Bakti, Suwinta mengaku bangga kehadiran KSPSI dalam acara penyelamatan lingkungan ini. Dirinya mengakui kerusakan lingkungan sangat mengganggu aktifitas penduduk. "Desa kami semakin rusak. Kami juga sudah melaporkan ke pemerintah untuk melakukan penanaman pohon," tuturnya
Dia menjelaskan sejak dua tahun terjadi abrasi yang mengakibatkan sebanyak 1 Rukun Tetangga hancur. Lanjutnya, dalam wilayah sepanjang 1,5 Km itu sebanyak 250 warga kehilangan rumah dan beberapa tambak ikut tenggelam. "Akibat abrasi, pendapatan berkurang sebanyak 50 persen. Satu RT terpaksa pindah," tutupnya. (Robbi)
Sumber : Harian Terbit